PENERAPAN JUST IN TIME SEBAGAI METODE PENGENDALIAN PERSEDIAAN
|
Dalam pengendalian persediaan terdapat beberapa teknik yang sering digunakan oleh perusahaan, antara lain adalah economical order quantity (EOQ), reorder point (ROP), safety stock (persediaan pengaman), dan just-in-time (JIT). Dari keempat teknik pengendalian persediaan tersebut just-in-time merupakan teknik yang menarik untuk dipelajari, karena pendekatan yang digunakan berbeda dengan teknik yang lain yaitu pendekatan pengelolaan aktivitas (activity management). Sedangkan ketiga teknik yang lain menggunakan pendekatan pengelolaan biaya (cost management).
Just-in-time merupakan filosofi pemanufakturan maju yang dalam proses produksinya ditarik ke dalam tindakan agar menghasilkan out put yang sesuai dengan jenis, jumlah, waktu, dan spesifikasi yang diinginkan pelanggan, sehingga biaya operasional dapat dieliminasi seminimal mungkin dan menuju persediaan mendekati nol (zero inventory), karena just-in-time menganggap bahwa persediaan merupakan sumber pemborosan (Acmad Tcahjono, 2002). Tujuan utama just-in-time adalah menghilangkan pemborosan melalui perbaikan terus menerus (continuous improvement). Manfaat just-in-time meliputi berkurangnya persediaan yang harus dikendalikan, memperkecil jumlah produk yang cacat, penghematan tenaga kerja, penghematan bahan baku, dapat segera mengetahui kesalahan pekerja, kepekaan pekerja meningkat, laju keluaran lancar, jumlah persediaan dan pekerja lebih kecil.
Komponen just-in-time yang perlu diperhatikan adalah flow, employee involvement, dan quality. Kondisi-kondisi yang mendukung penerapan just-in-time antara lain, manajemen biaya total efektif, terselenggaranya teknologi informasi yang baik, sumberdaya manusia yang handal, hubungan perusahaan dengan pihak luar, lingkungan produksi yang terpusat, fleksibilitas produksi dan pemasok, mass production. Elemen-elemen kunci just-in-timediantaranya: jumlah pemasok yang terbatas, memperbaiki tata letak ruang, pengurangan waktu setup, cacat nol dan just-in-time, serta pekerja yang fleksibel.
Keunggulan dari metode ini adalah dapat mengurangi biaya tenaga kerja, persediaan, resiko kerusakan, dan peningkatan kualitas produk. Kelemahannya adalah sulit mencari pemasok, biaya pengiriman tinggi, kesulitan menghadapi perubahan permintaan, tuntutan sumberdaya manusia yang multifungsi, perlengkapan teknologi yang membutuhkan biaya besar. Perbedaan yang paling utama antara filosofi just-in-time dengan sistem pengendalian tradisional dapat dilihat dari kegiatan produksinya. Just-in-time merupakan pull system, sedangkan sistem tradisional merupakan push system. Dalam perkembangannya sistem just-in-timemenerapkan sistem kanban sebagai alat untuk merealisasikan just-in-time, dan kaizen untuk penyempurnaan yang berkesinambungan.
|
Senin, 26 Januari 2015
4.6 JIT
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar